Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti pernah mendengar atau melihat proses pemakaman. Salah satu elemen penting dalam prosesi ini adalah keranda jenazah. Meskipun sederhana, keranda jenazah memiliki peran krusial dalam memfasilitasi penghormatan terakhir bagi almarhum. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai keranda jenazah, mulai dari fungsinya, jenis-jenisnya, hingga pentingnya keranda dalam proses pemakaman.
Keranda jenazah adalah alat transportasi yang digunakan untuk membawa jenazah dari satu tempat ke tempat lain, biasanya dari rumah duka atau rumah sakit menuju lokasi pemakaman. Fungsi utama keranda adalah melindungi tubuh jenazah selama proses transportasi agar tetap terhormat dan sesuai dengan syariat agama, terutama dalam Islam di mana penghormatan terhadap jenazah sangat dijaga.
Terdapat berbagai jenis keranda jenazah yang digunakan di seluruh dunia, bergantung pada tradisi, agama, dan preferensi lokal. Berikut beberapa jenis keranda yang sering digunakan dalam masyarakat:
Keranda Jenazah Tradisional: Keranda jenis ini umumnya terbuat dari kayu dan memiliki bentuk yang sederhana. Keranda tradisional biasanya digunakan di banyak negara dan memiliki berbagai ukuran sesuai kebutuhan. Di Indonesia, keranda kayu sering dihiasi kain berwarna hijau atau putih, terutama dalam pemakaman umat Islam.
Keranda Aluminium: Keranda berbahan aluminium kini semakin populer karena lebih ringan dibandingkan kayu. Bahan aluminium juga lebih tahan lama dan tidak mudah rusak akibat cuaca atau kelembaban. Keranda jenis ini sering dipilih untuk keperluan pemakaman modern yang memerlukan mobilitas tinggi dan efisiensi dalam penggunaan.
Keranda Jenazah Lipat: Inovasi terbaru dalam industri pemakaman adalah keranda lipat, yang dirancang agar mudah disimpan dan digunakan dalam keadaan darurat. Keranda lipat biasanya digunakan oleh rumah sakit, ambulans, atau organisasi yang menyediakan layanan pemakaman. Bahannya biasanya aluminium ringan, sehingga memudahkan proses pelipatannya.
Keranda Kain: Di beberapa negara, terutama yang memiliki tradisi minimalis dalam pemakaman, keranda kain digunakan untuk menutupi jenazah secara langsung. Keranda ini lebih sederhana dan biasanya hanya digunakan untuk jenazah yang tidak diharuskan menggunakan keranda berbahan keras.
Keranda Khusus Ritual Agama: Beberapa agama atau kepercayaan memiliki keranda khusus yang dirancang sesuai dengan ritual tertentu. Misalnya, dalam beberapa tradisi Hindu atau Buddha, keranda terbuat dari bahan-bahan alami dan digunakan dalam proses kremasi.
Membuat keranda jenazah memerlukan ketelitian dan bahan yang berkualitas. Proses pembuatannya bervariasi tergantung pada jenis keranda. Untuk keranda kayu, misalnya, kayu harus dipilih yang berkualitas tinggi agar kuat menopang jenazah selama proses pemakaman. Biasanya kayu jati, meranti, atau pinus yang digunakan.
Sementara itu, untuk keranda berbahan aluminium, diperlukan proses fabrikasi yang lebih modern. Aluminium dipotong dan dibentuk sesuai ukuran standar, lalu dirangkai menjadi struktur yang kokoh. Setelah selesai, keranda aluminium biasanya dilapisi dengan bahan pelindung tambahan agar lebih awet dan tahan korosi.
Penggunaan keranda jenazah berbeda-beda berdasarkan agama dan kepercayaan yang dianut masyarakat. Dalam Islam, jenazah biasanya dimandikan, dikafani, lalu dibaringkan di atas keranda sebelum dibawa ke masjid untuk dishalatkan. Setelah itu, jenazah diantar ke kuburan dengan keranda yang ditutupi kain hijau bertuliskan kalimat syahadat.
Dalam agama Kristen, jenazah sering kali dimasukkan ke dalam peti mati yang kemudian diletakkan di atas keranda untuk diarak menuju tempat pemakaman. Upacara pemakaman berlangsung dengan doa-doa dan lagu-lagu rohani sebelum jenazah dimakamkan.
Agama Hindu dan Buddha memiliki ritual tersendiri dalam penggunaan keranda, terutama yang berkaitan dengan proses kremasi. Di beberapa daerah, jenazah dibawa dengan keranda khusus yang terbuat dari bambu atau kayu, lalu dibawa ke tempat pembakaran.
Keranda jenazah bukan hanya sekedar alat transportasi jenazah, tetapi juga memiliki nilai sosial dan budaya yang mendalam. Di banyak masyarakat tradisional, keranda menjadi simbol dari peralihan seseorang dari dunia fana menuju kehidupan abadi. Prosesi membawa keranda juga melibatkan banyak orang, menunjukkan kebersamaan dan penghormatan terakhir kepada yang telah tiada.
Dalam beberapa budaya, keranda juga dihias dengan motif-motif khas yang melambangkan status sosial atau kepercayaan yang dianut oleh almarhum. Misalnya, di Jawa, keranda yang digunakan untuk orang-orang yang memiliki jabatan tinggi sering kali dihiasi lebih megah dibandingkan dengan keranda untuk masyarakat biasa.
Seiring perkembangan zaman, keranda jenazah juga mengalami perubahan dalam desain dan fungsionalitas. Beberapa keranda modern kini dilengkapi dengan roda untuk memudahkan transportasi, terutama di perkotaan atau dalam pemakaman dengan jarak yang jauh. Ada juga keranda yang dirancang agar bisa disesuaikan dengan kebutuhan khusus, seperti keranda untuk jenazah dengan berat berlebih atau kondisi fisik tertentu.
Di masa depan, kita mungkin akan melihat inovasi lebih lanjut dalam desain keranda jenazah, baik dari segi estetika maupun fungsionalitas. Kemajuan teknologi memungkinkan produsen keranda untuk terus meningkatkan kualitas dan kenyamanan dalam proses pemakaman.
Keranda jenazah memiliki peran yang sangat penting dalam prosesi pemakaman. Selain berfungsi untuk mengangkut jenazah, keranda juga menjadi simbol penghormatan terakhir kepada almarhum. Terdapat berbagai jenis keranda yang digunakan di berbagai negara dan agama, mulai dari keranda kayu tradisional hingga keranda modern berbahan aluminium.
Sebagai bagian penting dalam tradisi pemakaman, keranda jenazah akan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan teknologi yang ada. Namun, yang terpenting adalah bagaimana kita menghargai dan menghormati proses pemakaman sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada mereka yang telah pergi.